JAYAPURA - Ketua Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Suku Wolani, Mee, dan Moni (LPMA Swamemo), Thobias Bogobau, Rabu (16/5/2012) ini di Jayapura meminta kepada DPR Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP), Pemerintah Kabupaten Paniai dan DPRD setempat, membentuk tim khusus guna mengusut penembakan sejumlah warga sipil.
Kasus itu terjadi di lokasi pendulangan emas Kabupaten Paniai, Papua, pada Selasa (15/5/2012) malam. "Kami minta DPR dan MRP Papua serta Pemkab Paniai dan DPRD setempat membentuk tim khusus, untuk mengusut tuntas penembakan di Paniai," kata Bogobau.
Ia mengatakan, penembakan tersebut tidak perlu terjadi dan seharusnya aparat keamanan yang bertugas di Pania bisa bertindak lebih bijak dan arif, ketika menemui suatu masalah di tengah warga.
"Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi. Aparat hadir untuk melindungi dan mengayomi warga, tetapi yang terjadi seperti ini," katanya dengan nada sesal.
Untuk itu, pihaknya menginginkan adanya perhatian yang serius dari eksekutif dan legislatif yang ada di provinsi dan di Paniai, agar bisa mengusut secara tuntas peristiwa penembakan itu.
Apalagi belakangan ini, Paniai tengah diperhadapkan dengan sejumlah kasus, seperti kasus HIV/AIDS di tempat pendulangan emas, banyak pendulang liar, dan penguasaan lahan atau hak ulayat adat oleh perusahaan.
"Saya kira, sudah saatnya pihak-pihak yang berkompeten memperhatikan masalah-masalah di Paniai, jangan tunggu muncul masalah baru lagi," katanya.
Seperti diwartakan sebelumnya, sebanyak lima orang warga ditembak personel Brigade Mobil (Brimob), seorang di antaranya tewas, di pendulangan emas di lokasi 45 Desa Nomowodide, Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai, pada Selasa sekitar pukul 20.00 WIT.
Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Paniai, Ajun Komisaris Besar Anthon Diantje, yang dihubungi dari Jayapura, Rabu, membenarkan kasus yang bermula dari keributan yang dilakukan korban, sehingga menewaskan Malianus Kagepe.
Sumber : http://regional.kompas.com
0 Response to "LPMA Swamemo Minta Eksekutif dan Legislatif Usut Penembakan"
Posting Komentar